Pembuatan Jenang
Kudus merupakan kota yang terkecil di Provinsi Jawa Tengah dengan berbagai potensi yang dimiliki mulai dari kekayaan industri, budaya, pertanian sampai pada makanan dan oleh-oleh khas Kudus. Oleh-oleh yang melekat karena citarasa yang khas tak lain adalah Jenang Kudus. Penganan ini terbuat dari tepung beras, santan, dan gula jawa.
Ada hal unik mengenai asal muasal Jenang di Kudus ini beberapa sumber menceritakan adanya Tradisi Tebokan. Kirab Tebokan merupakan salah satu bentuk pelestarian tradisi dan sejarah pembuatan jenang. Hal itu tidak terlepas dari kisah Mbah Dempok dan cucunya. Konon, ketika Mbah Dempok Soponyono sedang bermain burung dara di tepi Sungai Kaliputu, cucunya tercebur dan hanyut. Meski tertolong, cucu Mbah Dempok diganggu Banaspati, makhluk halus berambut api. Sunan Kudus menyimpulkan cucu Mbah Dempok telah tiada, tetapi Syekh Jangkung menyatakan cucu Mbah Dempok mati suri. Untuk membangunkannya, Syekh Jangkung meminta ibu-ibu membuat jenang bubur gamping. Mitos itulah yang melatarbelakangi berkembangnya industri jenang Kudus. Mitos itu pulalah yang menginspirasi ibu-ibu Desa Kaliputu bekerja di industri jenang kudus.
Namun ada cerita lain yang melatarbelakangi adanya jenang di Kudus. Menurut cerita rakyat, jenang kudus lahir ketika Sunan Kudus (salah satu anggota Wali Sanga) menguji kesaktian salah satu muridnya yang bernama Syech Jangkung alias Saridin dengan menyuruhnya memakan bubur gamping di tepi Sungai Gelis di wilayah Desa Kaliputu. Padahal, gamping adalah salah satu hasil tambang yang sebagian besar mengandung kalsium karbonat dan biasanya dicampur dengan semen untuk digunakan sebagai bahan pembuatan tembok.
Ternyata Saridin tetap segar bugar sehingga Sunan Kudus berucap, ”Suk nek ono rejaning jaman wong Kaliputu uripe seko jenang.” Artinya lebih kurang, jika suatu saat kelak sumber kehidupan warga Desa Kaliputu berasal dari usaha pembuatan jenang.
0 komentar:
Posting Komentar